Menikah (3)

Rendra

Tidak hanya Ninok yang aku titipi pesan buat Wika. Wanita satu ini telah membuat aku mengerti apa arti berjuang. Sudah pasti cukup untukku mengantongi restu Ibu untuk tetap mempertahankan wanita satu ini. 


Kedekatanku dengan Wika memang sudah tiga tahun, tapi melangkah sebagai kekasih wanita tegar itu belum genap satu tahun. Aku berharap Wika tidak marah dan panik mendengar kabar dari Ninok. Seumpama Wika harus marah pun aku terima asal dia tidak pergi.


Sebenarnya cerita ibu kemarin cukup membuatku tidak hanya kaget, tapi stres. Bagaimana tidak jika tiba-tiba orang tua berbicara tentang perjodohan dengan wanita yang belum pernah ditemui apalagi mengenalnya. 


"Ren, maafkan ayah jika ini terdengar tiba-tiba," kata sang ayah.

''Gila, Yah! Ini gila!" jawabku.

"Mana mungkin aku menikah dengan gadis yang belum aku kenal, Yah?" Aku berusaha protes. Tetapi ayahku bersikeras tetap melanjutkan perjodohan.

"Ini bukan pernikahan biasa, Ren. Kamu tahu?" kata ayah.dingin.

"Ini pernikahan dua keluarga besar sekaligus dua perusahaan besar." 

Ayah tidak melanjutkan kalimat berikutnya karena ibu sudah memberi kode dengan menyikut perut laki-laki yang sudah mendampingi ibu lebih lama dari umurku itu.


Jika memang jodoh sudah dipilih, mengapa ayah menyuruhku mengundang Wika makan malam di rumah. Mengapa selalu mengikutkan Wika dibeberapa kegiatan keluarga? Tindakan itu betul-betul menyakitkan. Tidak hanya buat Wika, tapi juga buatku. 


Aku sudah pernah meyakinkan Wika bahwa sekuat tenaga akan membawa kedekatan ini pada sebuah titik pemberhentian yang tidak menyakitkan. Tetapi ayahku sendiri yang memporakporandakan janji yang sedang anaknya pertanggungjawabkan.


"Gadis itu sudah hamil?!" Ayah menjadi sensitif saat aku tanya mengapa Wika menjadi korban? 

"Yah!" Secara otomatis aku hampir membentak ayah.

"Dia wanita yang aku cinta, Yah."

"Cinta bisa tumbuh jika kamu sudah menikah. Laksmi wanita baik dan berpendidikan, Ren," kata ayah. 

"Wika juga wanita baik dari keluarga sangat baik-baik dan berpendidikan. Ayah dan ibu sudah tahu sendiri wanita modern tapi masih memegang teguh adab ketimuran itu Wika." 

"Pokoknya besok malam kamu harus ada di rumah, Ren! Laksmi dan keluarganya akan datang." 


-------------------------------

bersambung ....


#Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tantangan menulis ODOP7. 

#oktober 

#nulisodop7 

#tokyo 


#OneDayOnePost 





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Hitam Putih karya Andriyana

Ulasan Cerita Historical Fiction (Rara Mendut / Roro Mendut)

Biografi PJ Yah Dyah