Doa

Angin ikut mengayun daun lumbu mempermainkan titik embun di pagi yang tidak dingin lagi.
Seperti kebimbangan dalam benak, tidak mampu lagi tersamar.

Serentetan kalimat rindu akan kesyahduan tak mampu menyibak pagi yang senyap,
Hanya jalanan basah menyisakan bekas langkah-langkah kecil menapaki bumi.
Dalam kegamangan hati yang belum mampu memutuskan.

Sensivitas hati terseret rinai deras dari langit,
mengalirkan kenangan masa itu.
Bukan kenangan cumbu rayu cinta monyetmu,
Tetapi satu satu rintiknya menunjuk tatapan lugu bocah-bocah yang telah kuyup,
yang pernah kau kebiri harapannya.

Angin pagi menggiring dawai curahan presipitasi agar mampir di telinga menjadi indah,
Untuk kamu yang tidak benar-benar menyukai hujan, jangan pernah bertanya tentang keping masa lalu.

Hujan tidak lagi lagu sepi, maupun kisah duka,
Ingatlah jika Tuhan pun mengabulkan doa yang beriringan dengan guyuran air dari langit.
Doa langkah kecil, doa bocah yang mempunyai cita-cita.

-------------------------------

#Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tantangan menulis ODOP7

#oktober
#nulisodop7
#hujan

#tantangan5
#puisi

#OneDayOnePost

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Hitam Putih karya Andriyana

Ulasan Cerita Historical Fiction (Rara Mendut / Roro Mendut)

Biografi PJ Yah Dyah