Resensi Buku Hitam Putih karya Andriyana

Judul Buku : Hitam Putih
Penulis        : Andriyana
Penerbit      :  PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit.         : 2017
Cetakan Pertama : 2017

Latar Belakang Resensi Buku Ini.

Awalnya aku tidak kenal Andriyana. Tetapi kami sama-sama menulis di sebuah platform menulis online.

Hingga suatu hari dia memberi komentar di tulisan-tulisanku. Komentar pendek dan kadang ada sedikit joke ringan di sela komentar. Kemudian aku penasaran dengan tulisan Andriyana yang irit komentar itu.

Jadilah aku diperkenannya jalan-jalan ke palaknya. Buku-bukunya tidak banyak. Dan tema tulisannya juga tidak aneh. Tetapi judul yang diambilnya selalu menarik. Dimana tiap judul mengandung filosofi sendiri. Setidaknya demikian menurut penulisnya.

Kemudian aku memohon pada beliau agar mau ikut kompetisi menulis yang harus ditulis oleh dua orang. Cerita harus nyambung tapi tiap bab ditulis bergantian. Alhmdulillah beliau mau.

Selama kolaborasi menulis bersama Andriyana aku mendapat banyak pelajaran. Diantaranya, istilah-istilah yng dipakai adalah yang populer, sedang gencar-gencarnya dipakai, memakai bahasa Indonesia sesuai KBBI. Walau sebenarnya aku cukup deg-degan dan sempat tidak percaya diri berdampingan menulis bersama beliau, tapi berkat dorongannya aku akhirnya menyelesaikan satu buku bersama beliau. Berjudul Ingin Memeluk Janji.
Terima kasih buat Andriyana.

Tentang Buku Hitam Putih.

Buku berjudul Hitam Putih ini sebenarnya cukup menimbulkan kontroversi. Bagaimana tidak. Judulnya saja Hitam Putih, tapi sampul buku ada banyak warna yang dirangkai dan warna hitam sebagai pembatas antara warna yang satu dengan warna lainnya.

Pada lembaran sebelum cerita di mulai terdapat judul Sebuah Pemandangan. Dan terselip sebuah kutipan yang menyiratkan sedikit makna judul buku. Kutipan tersebut sbb :

Jika memandang kehidupan hanya hitam putih, maka akan buta warna. 

Membaca kutipan itu pasti banyak yang sependapat dengan aku tentang kontroversi judul buku dengan kover yang beragam warna.

Namun, buku ini menceritakan tentang anak muda yang mengejar keinginannya untuk mendalami agamanya, islam.

Sayangnya karena rasa itu meletup-letup khas anak muda membuat anak muda tersebut kurang waspada. Sehingga warna warni hidupnya tidak hanya hitam dan putih saja.

Ringkasan Cerita.

Cerita ini di mulai kehidupan dua sahabat Mualim, atau biasa dipanggil Alim, dan Jang di desa Lembah. Keluarga Alim yang kaya raya tidak tinggi hati, tidak sombong mau bergaul dengan keluarga Jang yang bapaknya hanya seorang buruh tani, kadang jadi tukang petik daun teh. Tetapi bapak Jang biasa mengajar mengaji anak-anak desa tersebut di musola.

Suatu hari Alim bertanya pada Jang tentang riba itu haram. Namun, mereka kemudian tidak memperpanjang percakapan itu. Hanya saja Jang sempat terganggu dengan pertanyaan Alim yang tiba-tiba itu.

Anak-anak desa harus ke kota jika ingin melanjutkan sekolah yang lebih tinggi, begitu puka dengan Alim atau Mualim yang kemudian berpisah karena Alim melanjutkan sekolah ke kota Surabaya. Meskipun berjauhan dua sahabat itu sering saling berhubungan. Kadang melalui gawai atau email. Tetapi dengan alasan tertentu mereka lebih sering menggunakan email dalam berkabar.

Melihat perangai Jang dan kebaikan hati keluarga Jang, akhirnya Jang dijodohkan dengan adik Alim. Pernikahan itu semakin mempererat dua keluarga itu.

Mualim pergi ke kota Surabaya setahu pak Larma, ayahnya, untuk kuliah. Tetapi keinginannya yang menggebu dalam mempelajari ilmu agama membuat Alim mengabaikan kuliahnya. Dia kos bertemu dengan sekelompok orang yang atas nama agama memberi dakwah-dakwah.

Awalnya Alim tidak menyadari bahwa dakwah yang dilakukan kelompok itu tidak dakwah di tempat terbuka, tapi dakwah di tempat-tempat tertentu dengan sedikit orang. Dan anehnya kelompok yang Alim ikuti bermarkas di tempat kosnya. Semakin lama berani meminta uang pada Alim dengan alasan untuk kegiatan mereka dalam menyebarkan agama Allah. Hingga Alim sering kehabisan uang dan harus meminta orang tuanya. Keadaan demikian membuat Alim mengambil cuti kuliah. Akhirnya kuliahnya pun berhenti karena Alim tidak dapat membayar biaya kuliah selama cuti.

Dari situlah Alim jadi semakin merasakan kejanggalan kelompok tersebut. Semakin lama mereka menumpang di tempat kos membuat Alim bermasalah dengan ibu kos. Sedangkan kelompok tersebut tidak membantu masalah Alim. Suatu hari hati nurani Alim menolak ketika kelompok itu tidak mengutamakan salat lima waktu lagi.

Akhir dari kisah Jang yang sangat menyayangi sahabatnya itu sungguh memilukan. Berbagai peristiwa menimpa mereka dan keluarganya. Ada pesan yang sangat bagus yang disuguhkan oleh penulis. Anda harus membaca buku ini, karena buku ini berisi tidak kosong.

Kekurangan Buku :

Menurutku tidak ada kekurangan yang terlalu menganggu ya. Hanya saja membaca buku ini harus sedikit berkonsentrasi agar memahami alur maju mundur yang dibuat penulis.

Kelebihan Buku :

Buku ini recomend ya. Disamping isinya yang mengandung pesan tentang jiwa muda yang mudah labil. Semangat berlebih yang dapat mempermainkan emosi sehingga mudah dipengaruhi.

Diksi yang penulis pakai pas dengan latar cerita dan alurnya. Tokoh dan penokohannya pun bagus. Cukup rapi dalam pemakaian EBI. Menurutku buku seperti yang harus dibaca.

--------------------

#Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tantangan menulis ODOP7.

#cahallenge3
#tantangan3
#OneDayOnePost
#nulisodop7
#september

Komentar

  1. Maaf, saat baca sinopsis agak 'kaget', awal menceritakan Alim tp tiba2 ditutup dg nasib Jang 🙏
    Selebihnya, keren Kak😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Puisi Terbit di Storial.co Karya Gendhuk Gandhes

Biografi PJ Yah Dyah