Bunga Bangsa

Nusantara mempunyai seorang laki-laki kecil dan tangguh.
Siapa sangka nyiur melambai membelai cinta kasihnya untuk seorang gadis manis.

Laki-laki kecil bertumbuh menjadi putra angkasa.
Terbang ke negeri orang untuk menimba ilmu.
Tidak ada yang berani meragukan kecerdasannya.
Otak brilian....

Dia laki-laki yang mampu melantunkan Indonesia Raya hingga bergetar seantero negeri.

Laki-laki muda tumbuh menjadi Bapak yang gagah.
Hentakan Garuda berserta Pancasila telah mendudukan dirinya menjadi nomor satu.

Bapak pula yang menggedor semangat penerusnya dengan derap syair Bangun Pemuda Pemudi Indonesia.
Lihat angkasa telah mengibarkan Sang Saka.

Pesawat-pesawat mengudara dari kutak katik kedua tanganmu, nurani dan segenap jiwamu ... adalah negeriku.

Pendidikan yang kau perjuangkan adalah bekal masa depan Bhineka Tunggal Ika.

Kemudian Ibu Pertiwi benar-benar berduka,
saat Merah Putih terikat setengah tiang mengantar kepergianmu.

Anak Negeri yang cintanya pada Sang Kekasih tak pernah surut.
Bapak Bangsa yang gelora patriotiknya melekatkan nusantara di dadanya.

Selamat jalan, Bapak Habibie
Terima kasih kau bangunkan jembatan untuk para pemuda melangkah melanjutkan jejakmu.

------------------------------------

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tantangan menulis ODOP7.

#nulishari04

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Hitam Putih karya Andriyana

Ulasan Cerita Historical Fiction (Rara Mendut / Roro Mendut)

Biografi PJ Yah Dyah