Kamu dan Aku

Kamu pernah mencintai seseorang? ------Yap, aku juga. Mari kita bicara tentang rasa itu. Cinta memang luas dan cinta juga mempunyai arti berbeda bagi sebagian orang. Tetapi kita pasti sepakat bahwa cinta adalah obat yang luar biasa. Obat rindu, obat sakit, obat marah, obat kuat, obat tegar, obat malu, dan banyak lagi.

Awal aku jatuh cinta pada pria yang sebenarnya membuat takut. Karena keadaan fisiknya terlihat keras. Wajah, bentuk tubuh, dan beberapa tingkahnya sempat membuatku takut. Kemudian seseorang merencanakan agar aku bisa duduk berhadapan untuk mengobrol berdua.

Benar ungkapan : tak kenal maka tak sayang. Kesan pertama saat akhirnya aku dan dia berbincang mendapat nilai cukup baik. Kemudian pertemuan-pertemuan berikutnya memberi tambahan informasi buatku. Banyak obrolan yang membuat aku harus rajin membaca, mengikuti berita dan rajin mendengar. Pria itu telah memberi tambahan ilmu pengetahuan yang selama ini tidak kuketahui. Dan aku malu jika tidak dapat mengikuti jalan pikirannya.

Jadilah aku dan dia sering meminjam buku di perpustakaan kampus. Tak puas dengan bacaan yang itu-itu saja, aku pun sering nongkrong di perpustakaan wilayah. Kegiatan kedekatanku dengan pria itu memang menimbulkan pertanyaan di antara orang-orang terdekat. Terutama di kampus.

"Eh, Mbak, kamu pacaran nggak sih dengan dia?"

"Mbak mau cuma diajak ngobrol di kos gitu?"

"Masak pacaran baca buku?"

Komentar mereka memang tidak terlalu kumasukkan hati, malah membuatku bangga. Karena, sebelum bertemu pria ini aku sempat berpikir miring tentang pa-ca-ran. Sempat bertahta di otak apa sih yang dicari dalam sebuah hubungan yang disebut pacaran? Hanya buang-buang waktu saja. Ngobrol tidak jelas berhaha hihi. Duduk berdua betah berlama-lama. Belum lagi kalau makan. Pasti menghabiskan uang untuk makanan atau minuman yang berlabel menaikkan gengsi.

Pandangan itulah yang kini membuat teman-teman tidak mencibir. Meskipun aku dekat dengan pria tapi kegiatan kami cuma baca buku, bahas buku yang dibaca, lihat berita lalu dibahas.

Sekarang kamu tahu, kan? Mengapa aku tidak mau menerima pria yang sekarang sedang berdiri di halaman dengan menyandarkan tubuhnya di mobil berlogo kuda jingkrak? Kamu tahu aku tidak silau dengan benda mahal?

Cinta adalah menyayangi, menghargai, dan menghormati satu sama lain. Cinta tanpa rasa sayang akan membuat cinta itu kejam. Menyayangi tanpa cinta juga berarti tak ada emosi di sana. Cinta tanpa  rasa menghargai? Cinta menjadi semena-mena bahkan akan menumbuhkan dendam. Cinta tanpa menghormati? Dia bisa memperlakukanmu seenaknya.

Cinta harus serangkai, sepaket dengan kasih sayang, rasa menghargai, dan menghormati.

Kamu tahu aku belum bertemu dengan pribadi itu sejak kepergiannya. Dia yang lebih dulu menghadap Sang Khaliq.

Tamat.
-------------------------
Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti tantangan menulis ODOP7. 

#challenge
#odop7
#september

Komentar

  1. Rasa cintaku pergi bersama kepergianmu ๐Ÿ˜ข

    BalasHapus
  2. Maaf saran saja. Kata sama yang dipisah dengan penghubung "dan" bisa di hapus salah satu.
    Cinta memang luas dan cinta juga mempunyai arti ...
    Cinta memang luas dan juga mempunyai arti ...

    BalasHapus
  3. Karna cinta itu memberi dan merelakan untuk pergi ๐Ÿ˜‚๐Ÿ‘

    BalasHapus
  4. Semoga segera dipertemukan lagi, jika tidak di dunia semoga di akhirat kelak dipersatukan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Hitam Putih karya Andriyana

Ulasan Cerita Historical Fiction (Rara Mendut / Roro Mendut)

Biografi PJ Yah Dyah