Masa Puber.

Sudah menjadi pengetahuan umum jika usia mulai beranjak remaja tentu kemudian mempunyai rasa ingin diperhatikan dan memperhatikan lawan jenis. Seperti si Belang yang sudah beranjak remaja.

Hari masih pagi ketika aku lihat si Cokelat mondar mandir di depan rumah Belang. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik melihat Cokelat di depan rumah Belang apalagi aku harus belanja mengejar waktu. Bunda menyuruh aku beli ayam di pak Lan. Sedangkan pak Lan biasanya jam tujuh pagi sudah habis.

Selesai belanja aku lihat Belang juga mondar mandir di depan rumahnya. Sementara Cokelat pun berdiri dengan gagah di luar pagar rumah. Sesekali mencuri tatap pada Belang. Aku perhatikan Belang memang terlihat montok. Mungkin makin doyan susu dia.

Ketika pintu pagar kubuka Cokelat bereaksi hendak mendahului, tapi aku membentaknya. Cokelat urung masuk. Setelah meletakkan ayam di kulkas, aku kembali ke depan. Ternyata Cokelat masih mondar mandir dengan dada membusung. Apa sih yang sedang  dia pamerkan? Si Belang duduk menghadap ke jalan. Tertangkap mataku Belang pun curi-curi pandang pada Cokelat.

Tiba-tiba Cokelat berdiri tegak lalu menggeram dengan ekor menjulur kaku ke atas. Hei! Ada apa ini? Belang ikut menggeram. Aku perhatikan sekitar tidak ada apa-apa. Hanya aku. Masak Cokelat cemburu padaku? Atau Belang yang cemburu? Ah gila!

Aku ikuti tatapan Cokelat ke atas pohon mangga di depan rumah. Owh! Ada Si Ekor Bulat di ranting di atas rumah Belang. Haha! Cokelat kalang kabut langkahnya didahului Ekor Bulat. Tanpa basa-basi Cokelat pun melompat ke pagar tembok melangkah garang menuju ke ranting. Kedatangan Cokelat disambut geraman panjang Ekor Bulat. Kini dua pejantan itu saling berhadapan.

Sementara Belang yang montok menyingkir keluar pagar. Melihat gerakan Belang membuat Ekor Bulat melesat turun mengejar. Cokelat kembali terkecoh oleh langkah Ekor Bulat langsung menyusul Belang. Belang berhenti membalikkan badan menatap dua pejantan. Cokelat berusaha mendekat perlahan tapi dibentak Belang. Langkah Cokelat terhenti. Namun moment itu dicuri Ekor Bulat dengan lari langsung mendekap Belang.

Tiba-tiba Cokelat menyerang Ekor Bulat. Cakarnya mampir di kepala saingannya. Belang langsung lari kembali masuk ke dalam rumah. Tinggal dua pejantan gigit jari ditinggalkan Si Montok.

Aku ambil gayung penuh air lalu aku siram Cokelat dan Ekor Bulat. Keduanya mengeong menjauh dari rumahku.

Dasar kucing remaja.

----------------------
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tantangan menulis ODOP7.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Hitam Putih karya Andriyana

Ulasan Cerita Historical Fiction (Rara Mendut / Roro Mendut)

Biografi PJ Yah Dyah