Tugas RCO6 : Ulasan Tokoh Utama

Kumpulan Cerpen Terbaik dalam rangka agustusan ini menampilkan empat belas tulisan dari 14 penulis pilihan. 

Karya mereka dibukukan karena tulisan mereka terpilihbyang terbaik dalam lomba menulis bertema Permainan Tradisional.
Dengan tajuk : #OneIndonesia Let's Play & Stand Together. 

Melihat tema tentang permainan tradisional maka ke empat belas tulisan di antologi cerpen ini berisi segala macam permaianan anak- anak zaman dulu sebelum gadget membunuh waktu ank-anak maupun orang dewasa. Seperti juga permainan tradisional ini sebenarnya juga dilakukan oleh orang dewasa, karena mereka dulu anak-anak yang telah memainkannya. 


Dari ke empat belas cerpen di sini, aku paling tertarik dengan tokoh seorang bocah.perempuan bernama Yayuk. Tokoh yang ada di dalam tulisan Gendhuk.

Bocah perempuan ini masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Tetapi kaki kirinya yang tidak normal telah mwnyurutkan semangat dan rasa percaya diri di bawah seharusnya. 

Semakin lama Yayuk semakin kurang percaya diri. Orang-orang dan anak-anak selalu menatap aneh jika berpapasan dengan dirinya. 







Judul tulisan pertama Lomba Agustusan yang ditulis oleh Yeyen Miftahiyah Marsuki (ymmarsuki).

Di sini Yeyen berkisah tentang permainan tradisional lomba lari kelereng dan makan kerupuk. Siapa yang tidak kenal lomba ini. Membawa lari atau jalan cepat kelereng di atas sendok untuk meninggalkan lawan di belakang kita. 

Beberapa sekolahan maupun warga kampung menyambut peringatan ulang tahun negara tercinta Indonesia ini. 
Yang menarik adalah Yeyen menggunakan pov kelereng di cerita ini. 
Bagaimana kelereng hitam berada di tangan seorang laki-laki yang dipanggil Tuanku. Kemudian kelereng itu ikut hingar bingar lomba juga berdesakan dengan orang hingga akhirnya dirinya dijual pada seorang anak. 

Tulisan kedua berjudul Ketapel Si Panjul ditulis oleh Johanna Kristianto. Di sini menarik karena petualangan Si Panjul yang menyelamatkan seorang bocah perempuan bernama Cempluk dari kuali berisi air mendidih ternyata hanya mimpi. Penyelamatan itu karena senjata katapel yang dimiliki Si Panjul dengan bantuan dua temannya. 


Agustusan Tiga Garuda, karya Andriyana (andriyong) ini tak kalah seru. Peserta lomba gundu dan engrang yang terbagi dalam tiga lintasan dengan tiga peserta ini disebutnya sebagai tiga garuda. Tiap tiga peserta bertanding dengan dua lengan pembawa gundu dan penyeimbang bagai mengepak lebar seperti garuda terbang membawa gundu. 

Tokoh yang menyibak acara agustusan beberapa tahun lalu itu menyelami dalam albun foto yang tersimpan rapi. 


Karya selanjutnya ditulis oleh Triskaidekaman. Penulis keren ini telah memenangkan beberapa lomba menulis tingkat nasional dengan juri seperti Gumira Aji Darma.yang rektor IKJ itu. 

Cerita berjudul Remis. Judul yang sederhana bukan berarti isi buku pun bernada sama. Setiap karya beliau tidak sesederhana membaca judulnya. Perlu waktu khusus untuk memahami makna tulisan beliau. 
Seperti tokoh Valeska dan Meranti yang sedang bermain dakon. 
Diksi yang ritme tulisannya berasa membaca cerita petualangan. 
Untuk sebagian orang tulisan beliau memang benar-benar keren, tapi untuk sebagian yang lain tidak mudah mencerna isi cerita dalam.sekali baca. 


Seorang EF atau eef menulis Untuk Menjadi Juara. Cerita tentang Dafi, bocah lelaki yang bersemangat ingin mengikuti lomba mengambil koin yang ditancapkan pada swbuah benda bukat yang dilumuri warna hitam jelaga. 
Dan berkat kegigihan Dafi menang meskipun hanya juara dua. Tetapi lelaki kecil itu dapat menerima dengan sportif di posisi kedua. 


Cublak-cublak Suweng, permainan tradisional dari Jawa Tengah ini ditulis oleh seorang ibu guru Sekolah Menengah Pertama yang bertugas di daerah Karang Anyar, Jateng. 
Permainan yang lebih afdol jika dimainkan oleh lebih dari dua orang. Tentu dengan lagu cublak-cublak suweng yang melegenda itu.

Cublak-cublak suweng ... Suwenge ting nggelenter mambu kerundung gudel ...
Sir sir airpong dele kopong ....


Indri menulis cerita berikutnya berjudul Hadiah 17 an. 
Di sini Indri mampu membawa pesan tentang persahabatan dan kemenangan yang diraih dengan sportifitas melalui tokoh Sukri dan Ahong. 


Papan Congklak Kirana karya Maria Ch Michaela (marchaela). 
Penulis merangkai kata untuk mengungkap perasaan Kirana ketika sedang bermain congklak dengan Sissy, anak kesayanyannya. Perasaan seorang wanita pada kepahitan hidup karena ulah suami. 


Kemudian Nini Avieani (avieni30) menyuguhkan tulisannya berjudul Kaki Kayu Mak Leha. 
Melalui lomba egrang tahunan ini Avieni30 ingin menuturkan bahwa meskipun kaki Mbak Leha tidak sempurna, tapi semangat dan tekadnya membuat dia yang setiap tahun selalu memenangkan lomba tersebut. 


Vika Varia Mato Vana (vika8687) menulis tentang Semangat Si Kurus. 
Lomba bakiak membuat semangat dan harapan muncul kembali, apalagi hadiah yang ditawarkan membuat semangat. 


Gendhuk Gandhes (Gendhuk) menulis cerita berjudul Yayuk, Namanya. 
Tokoh wanita muda yang hampir pudar semangat karena cacat di kakinya. 


Doddy Rakhmat (doddyrakhmat) dengan Merindu Gundu, menceritakan persahabatan Ali dan Mila dipersatukan dengan sebuah gundu yang kelak sangat dirindukan Ali karena benda itu pemberian Mila. 

---------

ULASAN SALAH SATU TOKOH UTAMA.

Dari ke empat belas cerpen di sini, aku paling tertarik dengan tokoh seorang bocah perempuan bernama Yayuk. Tokoh yang ada di dalam tulisan Gendhuk.

Bocah perempuan ini masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kaki kiri dan kelebihan pigmen rambut di wajah dan tubuh yang tidak normal telah menyurutkan semangat dan rasa percaya dirinya.  

Semakin lama Yayuk semakin kurang percaya diri. Orang-orang dan anak-anak selalu menatap aneh jika berpapasan dengan dirinya. 


Karena kelainan pada kaki Yayuk disebabkan keterlambatan imunisasi folio yang terlambat membuat rasa bersalah kedua orang tua gadis itu. Berbagai cara dilakukan untuk membentuk kepribadian Yayuk tetap sehat. 

Yayuk memang masih mempunyai semangat belajar yang tinggi. Itu terlihat dari prestasi yang didapatnya selama belajar di sekolah. Tetapi semangat itu mulai menurun ketika ayahnya dipindahtugaskan ke luar kota. Gadis kecil itu mulai tidak mau keluar rumah. Termasuk berangkat sekolah. 


Keluarga pak Darto akhirnya pindah ke kota tempat ayah Yayuk bertugas. Daerah yang agak terpencil tapi masih kuat rasa persaudaraan dan gotong royongnya. Yayuk pun mau kembali bertemu orang-orang. Rasa percaya dirinya tumbuh ketika anak-anak seusianya mau menerima keadaannya. Dan orang-orang juga tidak takut lagi pada dirinya. 


Tokoh Yayuk membawa pesan untuk anak-anak yang mempunyai keadaan fisik berbeda jangan pernah minder. Harus tetap semangat. 


---------------------------
#RCO6
#OneDayOnePost 

#tugas3des
#tokohutama 
#ulasantokohutama 

@lutfiyulianto 
@bettyirianto
@sovia 
@dyahyuuki







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Hitam Putih karya Andriyana

Biografi PJ Yah Dyah

Kumpulan Puisi Terbit di Storial.co Karya Gendhuk Gandhes