Kenanganmu karya : Gendhuk Gandhes
Akhirnya aku menginjakkan kaki kembali di pelataran monumen gagah simbol keperkasaan perjuangan para pejuang negeri ini. Sebuah monumen yang dimulai pembangunannya saat negeri ini memperingati hari kemerdekaan yang ke enam belas. Tanggal 17 Agustus 1961.
Aku sengaja memilih hari ini, tanggal 17 untuk menatapnya. Puluhan tahun yang lalu aku menapaki lorong memasuki tugu simbol perjuangan, duduk melingkar bersama orang-orang dan teman-teman dalam satu hati, satu niat, mendengarkan gema suara Sang Proklamator. Bersama menggenggam merah putih.
Ketika Kau simpan merah putih di tugu di hadapanku, tidak ada yang mampu mengulikmu. Pimpinan negeri berganti, tapi merah putih masih tenang di dalam sana. Hanya seorang ajudan yang Kau percaya untuk mengetahuinya.
Dadaku berdebar, hatiku bergetar, tanganku mengepal kuat. Berdiri tegak menatap iringan Ki Jaga Raksa sang kereta kencana dari Kabupaten Purwakarta disiapkan untuk menyambut bendera pusaka sang merah putih. Bersama sepasukan Tentara Nasional negeri ini dari satuan angkatan darat meninggalkan tugu, menjauh dari monumen berpuncak emas. Lincah dan anggun kecipak derap sang kuda menuju komplek istana Negara.
Kau, sang Proklamator telah begitu lama menjaga semangat negeri ini. Merah putih sebagai bukti jiwa nasionalis dan patriotikmu. Kau, sang Prolamator adalah cambuk untuk kepalan tangan kami, untuk langkah tegap kami dan untuk harga mati ibu pertiwi. Pahatan tangan sang kekasih mencipta kenangan darimu. Yah. 'hak cipta' merah putih itu berada di tangan seorang wanita cantik bernama Fatmawati.
Kau, sang pemimpin langkah pejuang. Kau sang pembakar hati pemuda masa itu, menanamkan harapan selama 72 tahun dalam jiwa-jiwa muda yang semakin subur, dalam kelembutan putik sarimu menyebar menjelajah masa yang tidak sebentar itu. Mengucurkan rasa bangga dan rasa terima kasih, agar dapat memaknai setiap tetesan dari perjuangan. Merengkuh dengan segenap jiwa dan raga menggugah kami di masa sekarang.
Hari ini tanggal 17 Agustus 2017, benderamu, benderaku, merah putihku, menyatu di dada Indonesia, keluar dengan gagah penuh pesona mendampingi duplikatnya membubung, mengangkasa, meliuk mewarnai pagi yang hangat oleh hembusan tekat kami, pemudamu. Bersama-sama meneguhkan persatuan dan kesatuan di bawah tatap penuh percaya diri, inilah kemerdekaan negeriku. Dirgahayu Indonesia!
*****
* Tulisan ini dipersiapkan untuk mengikuti #NulisKilatHariMerdeka yang diadakan oleh Storial.co dengan @wishyourwatch, tapi gagal karena terlambat.
* Dan akhirnya tulisan ini akan diterbitkan melalui platform www.storial.co besok tgl. 19 Agustus 2017.
* Kata kunci : 'CERITAMERDEKA'
dari tgl 17 agustus 2017 pukul 09.00 wib sampai 18 Agustus 2017
pukul 09.00 wib
* Tantangan menulis fiksi/non fiksi.
Minimal 300 kata.
Maksimal 700 kata.
Komentar
Posting Komentar